Ngeblog Sebagai Kebiasaan

Wah, lagi-lagi saya menelantarkan blog ini lagi. Sudah dua minggu lebih saya nggak posting sesuatu di sini.  Akhir-akhir ini saya memang males banget bikin tulisan. Terus terang, saya kehilangan orientasi, bingung mau nulis apa. Alhasil, blog ini jadi lumutan, nggak terawat. Rangking alexa turun drastis, mencapai angka 1 juta-an. Untung Google Page Rank-nya masih bertahan di angka yang lama.

Bila pas awal punya blog dulu saya rajin bikin postingan, maka keadaan sekarang sungguh berbeda. Tiap mau nulis, seperti ada sesuatu yang menarik saya untuk menjauh dari komputer. Setiap kali menemukan tema yang kiranya bagus untuk ditulis, kata hati saya selalu mengatakan bahwa tema itu sebenarnya tidak layak diangkat. Akhirnya saya pun tidak jadi menuliskannya. Hal-hal seperti ini menunjukkan bahwa ngeblog masih belum menjadi kebiasaan saya.

Kalau kata Stephen R. Covey dalam bukunya yang berjudul The 7 Habits of Highly Effective People, kebiasaan dibentuk oleh tiga dimensi, yakni pengetahuan, keterampilan, dan keinginan. Dengan meminjam kerangka berpikir ini, saya mencoba untuk menelaah sisi mana yang menjadi kelemahan saya. Kelemahan yang membuat saya belum bisa menjadikan kegiatan blogging sebagai sebuah kebiasaan.

Dimensi pengetahuan mencakup tentang apa yang harus dilakukan dan mengapa, serta terkait dengan tujuan atau alasan kita dalam melakukan sesuatu. Saya tahu bahwa ngeblog memiliki berbagai efek positif, salah satunya bisa meningkatkan kemampuan menulis. Pengetahuan sederhana itu sudah cukup memenuhi syarat dimensi yang pertama ini.

Dimensi keterampilan berbicara tentang cara melakukan sesuatu. Kebetulan saya bisa bikin tulisan, bisa buka dashboard blog, bisa memposting tulisan, dan menguasai beberapa hal lain seputar blogging. Jadi, saya pikir saya memiliki keterampilan yang cukup untuk bisa ngeblog.

Dimensi yang terakhir adalah keinginan. Wah, nggak perlu diragukan lagi, jelas saya punya keinginan untuk aktif ngeblog. Kalau nggak, saya nggak mungkin bisa punya web blog (walaupun hanya sederhana) dan bisa bertahan ngeblog selama dua tahun terakhir ini. Tapi, saya baru sadar, ternyata bukan keinginan seperti itu yang dimaksud, melainkan keinginan yang mampu membuat seseorang bergerak atau beraksi.

Ya, saya memang ingin punya blog yang punya ranking bagus, traffic-nya tinggi, dan disukai oleh orang banyak. Sayangnya, keinginan itu hanya sebatas mimpi semata, karena tidak dilanjutkan oleh aksi, misalnya rajin bikin tulisan. Penyebabnya apalagi kalau bukan malas.

Kalau teman-teman gimana, apakah ngeblog sudah menjadi kebiasaan?

6 Responses to “Ngeblog Sebagai Kebiasaan”


  1. 1 Asop April 18, 2011 at 8:00 pm

    Sama nih, saya pengen supaya ngeblog jadi kebiasaan. 🙂

  2. 2 bhiberceloteh April 19, 2011 at 10:36 pm

    beloommm.. hehe ngakuu!
    lah wong postinganku juga musiman kok, hihihi..

    ga tau knapa, mnurut aku bukan suatu keharusan kok untuk posting tiap hari.. klo mikirnya harus ngeblog tiap hari lama2 ngeblog jadi beban, bukan lagi buat jadi pelarian menyenangkan dari rutinitas yang memjemukan..

  3. 3 siho April 20, 2011 at 12:40 pm

    ingat ngeblog itu bukan saja karena niatan pelakunya..
    tetapi juga karena adanya kesempatan..
    ngebloglah..ngebloglah..
    😀

  4. 5 veera June 4, 2011 at 12:45 pm

    belon… -,-”
    masih aja bolong-bolong ngeblognya..
    andai ada banyak waktu… hoho.


  1. 1 Memancing Ide dengan Menulis | Catatan gado-gado Trackback on February 12, 2014 at 11:56 pm

Leave a comment




Enter your email address to follow this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 1,796 other subscribers

Selamat Datang!

Kategori

Twitter