Pengemis yang Berharap Dianggap Cacat

Dulu saya pernah dapet cerita bahwa di Ibu Kota ada banyak pengemis yang tampak cacat fisik, tapi sebenarnya normal. Artinya, mereka pura-pura pincang, bertangan buntung, buta, dan cacat fisik lainnya, namun sebenarnya tubuh mereka nggak kurang satu apa pun. Alasan utama melakukan itu adalah untuk memancing rasa kasihan para perawan dermawan.

Di sisi lain, banyak juga teman-teman difabel yang berjuang sekuat tenaga untuk tetap berprestasi di tengah keterbatasan yang mereka miliki. Misalnya adalah para atlet difabel Indonesia yang beberapa hari lalu baru saja berlaga dalam Asean Para Games 2011 di Solo, dan berhasil meraih peringkat kedua. Itu sekadar contoh kecil, karena sebenarnya ada banyak sahabat difabel yang mandiri, produktif, dan berprestasi.

Terus terang, saya belum pernah membuktikan secara langsung bahwa ada pengemis yang pura-pura cacat. Tapi, bila pengemis seperti itu benar-benar ada, wah, saya benar-benar prihatin. Anggota tubuh adalah salah satu nikmat dari Tuhan yang paling nikmat. Anggota tubuh yang lengkap bisa memperlancar upaya kita dalam mencari nafkah. Betapa ruginya orang yang menyangkal nikmat tersebut dengan mengaku cacat. Bagaimana bila nanti Tuhan menarik nikmat itu dan membuat orang tersebut benar-benar cacat sesuai dengan kondisi yang diaku-aku? Wah, sungguh mengerikan….

Saya tidak berniat mencela pengemis yang pura-pura cacat, sebab mungkin beban hidup mereka memang sangat berat sehingga memaksa mereka untuk melakukan hal itu. Saya hanya menyayangkan kenapa mereka tidak memanfaatkan anugerah anggota tubuh yang lengkap untuk mencari nafkah yang halal. Bukankah itu jauh lebih pantas bagi manusia yang diberi kesempurnaan fisik?

Saya menduga, mereka rela merendahkan harga diri dengan berpura-pura cacat karena mungkin hasil yang mereka peroleh jauh lebih besar dibanding bila mengemis dalam kondisi normal. Ya, tentu para dermawan lebih memilih menyedekahkan sebagian rezeki mereka untuk orang yang terbatas secara fisik daripada untuk orang yang normal-normal saja dan masih punya tenaga untuk bekerja.

Dalam hati, saya menduga lagi, jangan-jangan penghasilan pengemis yang berpura-pura cacat itu lebih besar daripada buruh pabrik di Jakarta. Kalau memang demikian, berarti mereka mengemis bukan untuk sekadar mengisi perut, melainkan sebagai pekerjaan yang dijalani dengan rutin. Wah, pantas saja Pak SBY selalu prihatin….

21 Responses to “Pengemis yang Berharap Dianggap Cacat”


  1. 1 puchsukahujan December 24, 2011 at 10:52 am

    gak jauh-jauh di Jakarta, di deket2 UGM juga banyak
    pernah ada pengemis yang nuker uang di apotek tempat saya kerja
    pas waktu itu ada pasien, karena kasihan lihat bayi yg digendong sama pengemis itu, si pasien menyarankan agar ganti pekerjaan (jadi PRT misalnya), kan anaknya gak harus ikut panas-panasan d jalan
    eh, si pengemis bilang jadi PRT itu cape’ gajinya kecil
    mending ngemis uang yang didapat lebih banyak

    # ikut prihatin, berempati sama pak SBY

  2. 2 [L]ain December 24, 2011 at 11:01 am

    Klo prinsip gua sih duit boleh nggak punya, tapi jangan sampe harga diri juga nggak punya. Sampe pura-pura cacat biar dapet duit, malu-maluin banget.

  3. 3 nique December 24, 2011 at 11:09 am

    hehehe saya udah nemu kok pengemis yang pura2 cacat
    nemu juga pengemis yang nyelipin hape di sakunya ketika lampu merah menyala
    ah macam2
    tapi saya tidak peduli juga sih
    jika mereka menjadi kaya dari mengemis
    dan mereka bahagia mencari nafkah dengan cara seperti itu ya monggo …
    tapi saya jelas tidak mau seperti itu, rasanya tak punya harga dan eksistensi diri
    so? pilihan kembali pada individu masing2 …
    jika memang pendapatan mereka lebih besar daripada UMR? Gimana? apakah kita mau? hehehe ….

  4. 4 Falzart Plain December 24, 2011 at 3:57 pm

    Mereka hidup dari ‘menjual’ harga diri… Diri haraganya ‘kan mahal… Hehehehe…

  5. 5 Kimi December 24, 2011 at 4:32 pm

    Saya sering banget baca dimana-mana yang bilang kalau pengemis itu seharinya bisa dapat banyak duit (seratus ribu lbh mungking ya). Tapi, gak tau deh. Belum pernah nanya langsung ke pengemisnya. πŸ˜€

    • 6 Ditter December 28, 2011 at 8:33 pm

      @Puchsukahujan: Begitu, ya…. Ya ampun.. parah bener….

      @[L]ain: Mantap, Sist, prinsipnya. Memang harus begitu πŸ˜€

      @Nique: Kalau saya tetap ogah, hehe…. πŸ˜€

      @Falzart Plain: Tapi kalau sedikit di atas UMR berarti nggak terlalu mahal dong, Sob. Hehe….

      @Kimi: Haha… saya juga belum pernah nanya langsung. Sebenarnya sih penasaran. Tapi nggak enak kalau nanya langsung πŸ˜€

  6. 7 Suratman Adi December 24, 2011 at 9:59 pm

    Pepatah mengatakan “bnyk jalan menuju kaya eh Roma”

  7. 8 yourha December 24, 2011 at 10:10 pm

    dekat kampus saya juga ada tu.
    malah hp nya lebih canggih dari saya..layar sentuh bo’.
    lhaa..saya??hp yg ada senternya..xixixi

  8. 9 Farobi December 24, 2011 at 11:56 pm

    aku juga sering nemu yang gituan, pa lagi di objek2 wisata

  9. 10 sulunglahitani December 25, 2011 at 12:19 am

    miris rasanya. kok ya cm buat duit mpe segitunya

  10. 11 misstitisari December 25, 2011 at 10:38 am

    ada beberapa cerita berhubungan denganorang cacat:
    1. Jaman saya kuliah, saya selalu ketemu dengan pengemis yang cacat, sampaisampai hampir setiap hari saya jatuh iba dengan dia dan dengan sukarela saya kasih sedikit uang jajan saya untuk dia. Sampai suatu kali pas pulang kuliah, tanpa sengaja saya liat si pengemis lagi nelepon pakai handphone yang jauuuhh lebih keren drpd HP saya saat itu (-___-“) sejak itu saya ngga pernah kasiahn lagi sama dia.
    2. Waktu saya kecil dan setiap kali mudik ke rumah Kakek dari pihak Mama, selalu ada MbahMbah yang mampir ke rumah Kakek saya setiap sore. Penampilannya seperti pengemis, ya karena ternyata dia memang mengemis. Tapi kamu tahu, ternyata dia kaya raya, rumahnya megah, perabotannya bagusbagus, dan mengemis itu memang mata pencahariannya.
    3. Kalau yang ini positif, bisa memotivasi diri. Dulu saya sering bertemu dengan lakilaki buta di metromini setiap kali berangkat dan pulang kerja, ternyata dia juga bekerja. Setiap kali naik dia selalu pesan ke kondekturnya untuk diturunkan di depan gedungnya, kalau pulang kerja dia diantar oleh satpam sampai naik metromini yang mengantarnya pulang ke rumah. Langsung merasa malu, melihat laiklaki yang cacat itu punya semangat tinggi dalam hidupnya, sedangkan saya yang secara fisik sempurna kadang masih suka ngeluh, capek lah, males lah.

    Ini komennya panjang bener yah, jadi kayak bikin postingan sendiri πŸ˜›

    • 12 Ditter December 28, 2011 at 8:39 pm

      @Suratman Adi: Betullll πŸ™‚

      @Yourha: Hahaha… begitulah, Sob. Bisa jadi memang para pengemis itu justru lebih kaya daripada kita, hehe….

      @Farobi: Iya tuh, di objek wisata juga banyak…. Soalnya biasanya di objek wisata banyak pengunjung yg royal….

      @Sulunglahitani: Iya, Sob. Nggak cuma buat makan itu, tapi juga bersenang-senang….

      @Misstitisari: Woww…. terima kasih banyak lho atas sharingnya… hehe…. Mantap! πŸ™‚

      Wow, yg ketiga itu keren. Saya juga sering terinspirasi oleh orang-orang hebat seperti itu πŸ™‚

  11. 13 Ely Meyer December 25, 2011 at 2:32 pm

    dulu sering lihat pengemis model begini

  12. 14 Dhenok Habibie December 26, 2011 at 1:27 am

    kalo saya lebih care dengan pengamen daripada pengemis.. kalo pengamen, mereka kan ada usahanya.. mereka menjual suara mereka untuk mencari rezeki, dan menurut saya itu lebih baik daripada sekedar meminta-minta..

  13. 15 loewyi December 27, 2011 at 4:03 pm

    aku rasa hampir disemua tempat ada hal yang seperti ini…..

    miris rasanya melihat orang yang seperti itu……

  14. 16 Gandi R. Fauzi December 27, 2011 at 4:39 pm

    Dikasih tubuh yang masih sempurna koq malah pura2 cacat yaa..?? Semoga mereka diberi pencerahan, amiin…

  15. 17 TamaGO December 28, 2011 at 6:53 am

    menyedihkan memang ngeliat orang2 yg seharusnya kondisinya masih mampu untuk cari duit dengan cara lain tapi mengemis (dgn pura2 cacat pula). parahnya lagi ada yg malah nyuruh anak2 kecil ngemis untuk menarik simpati sementara bapak2 pimpinannya nunggu setoran di bawah pohon sambil ngerokok. huff…

    • 18 Ditter December 28, 2011 at 8:42 pm

      @Ely Meyer: Berarti sekarang udah jarang, ya?

      @Dhenok Habibie: Iya, saya setuju. Tapi banyak juga nih pengamen yg nggak niat ngamen. Nyanyinya asal-asalan, dan kalau nggak dikasih kadang maksa….. 😦

      @Loewyi: Iya…. prihatin lah pokoknya….

      @Tamago: Wah, kalau preman-preman yg menyuruh anak2 untuk mengemis itu mah bener-bener keterlaluan…. Patut ditembak mati.


  1. 1 Pengemis yang Berharap Dianggap Cacat | foto bugil dewasa Trackback on July 22, 2014 at 12:36 am
  2. 2 Pengemis yang Berharap Dianggap Cacat | Tuju Belas Ke Atas Trackback on August 30, 2014 at 10:40 am
  3. 3 PENGEMIS YANG BERHARAP DIANGGAP CACAT | Foto Bugil Dewasa Trackback on October 14, 2014 at 2:18 pm

Leave a comment




Enter your email address to follow this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 1,796 other subscribers

Selamat Datang!

Kategori

Twitter