Domain

Sayang sekali, domain blogditter[dot]com sudah tidak berlaku lagi karena saya tidak memperpanjang layanannya. Selain karena lupa, saya memang tidak terlalu antusias untuk memakai domain itu lagi, karena memang saat ini saya sudah jarang sekali ngeblog.

Padahal dulu untuk memperpanjang domain tersebut, saya sampai harus membuat kartu kredit BCA agar bisa melakukan pembayaran. Ya, saat itu pembelian domain di wordpress hanya bisa dibayar lewat kartu kredit.

Continue reading ‘Domain’

IG

Instagram (IG) saat ini telah menjadi aplikasi yang sangat populer di Indonesia. Di lingkungan saya sendiri, mungkin hanya beberapa orang saja yang tidak punya IG, termasuk saya.

Beberapa teman bertanya-tanya kenapa saya tidak punya IG. “Pasti karena alasan filosofis, ya? Atau karena keyakinan agama?” begitu tebak mereka.

Tentu saja saya hanya tertawa. Dengan setengah bercanda, saya sampaikan kepada mereka bahwa saya takut iri hati dan menjadi dengki bila melihat postingan-postingan di IG. Continue reading ‘IG’

Flashdisk Hijau

Minggu ini Jogja sudah mulai ramai oleh mahasiswa baru. Pemuda-pemudi yang penuh semangat tampak berseliweran di sekitar kampus. Ingatan saya pun terlempar pada kenangan saat menjadi mahasiswa baru dulu.

Mungkin seperti halnya banyak mahasiswa baru, saya cukup kaget saat pertama kali memasuki dunia perkuliahan. Salah satunya adalah banyaknya tugas makalah yang harus ditulis. Sesuatu yang sangat jarang saya alami saat masih SMA.

Saya harus beradaptasi dengan cepat. Salah satu kendalanya adalah saya tidak punya komputer yang bisa digunakan untuk mengetik. Tapi ternyata itu perkara yang mudah diatasi. Continue reading ‘Flashdisk Hijau’

Pengalaman Membuat Kartu Kredit BCA

Domain blog ini akan segera habis masa berlakunya, tapi tidak bisa saya perpanjang karena pembayarannya harus menggunakan kartu kredit. Biasanya saya memakai kartu kredit virtual dari BNI, tapi entah kenapa tahun ini tidak bisa.

Karena batas waktu tinggal beberapa hari, sedangkan membuat kartu kredit membutuhkan waktu lama, maka saya pun meminjam kartu kredit teman saya. Tentu saja saya merasa tidak enak, karena bagaimanapun kartu kredit adalah milik pribadi yang tidak baik jika datanya dibagi ke orang lain. Maka setelah urusan ini selesai, saya pun bertekad untuk membuat kartu kredit.

BCA menjadi bank pilihan saya untuk membuat kartu kredit, sebab saya merupakan pengguna aktif rekening BCA. Saya segera mendatangi kantor cabang BCA di lokasi saya untuk menemui sales kartu kredit yang sering berkeliling dan melakukan penawaran di sana. Saya sengaja tidak melakukan pendaftaran online, hitung-hitung untuk membantu sang sales dalam mencapai target kerja. Continue reading ‘Pengalaman Membuat Kartu Kredit BCA’

[Baca Buku] Filosofi Teras

Secara judul, mungkin buku ini hanya menarik bagi akademisi filsafat atau siapa pun yang berminat dengan bidang ilmu itu. Tapi, melihat konsep buku ini, sepertinya Filosofi Teras ditujukan untuk umum, khususnya kaum milenial. Hal itu tecermin dari desain kovernya yang cenderung populer dan komikal, serta subjudulnya yang bertuliskan “Filsafat Yunani-Romawi Kuno Untuk Mental Tangguh Masa Kini”.

Tidak mudah membawa tema berat ke tengah-tengah para pembaca buku populer yang barangkali lebih senang bacaan yang ringan dan pendek. Berhasilkah buku ini memenuhi tujuannya?

Kebetulan saya bekerja di dunia buku, dan mendapat informasi tentang angka penjualan buku ini dari sumber yang sangat tepercaya. Cukup mengejutkan, tingkat penjualan buku ini secara nasional sangat fantastis. Continue reading ‘[Baca Buku] Filosofi Teras’

Kesan

Saya mengikuti beberapa blog, dan setiap ada postingan baru dari mereka, notifikasinya selalu masuk ke surel saya.

Mungkin sudah lebih dari 3 tahun saya mengikuti blog-blog itu. Sampai sekarang, setiap saya membuka surel, selalu ada notifikasi yang masuk dari blog tersebut.

Hal ini membuat saya takjub. Di masa ketika blog sudah tidak populer lagi seperti saat ini, mereka tetap rajin memperbarui blog, meski mungkin tidak setiap hari.

Itu ketakjuban saya yang pertama. Continue reading ‘Kesan’

Blog dan Facebook

Belum lama ini saya melihat postingan salah satu teman di Facebook. Saya tidak begitu mengenal teman itu, dalam arti belum pernah bertemu dan berinteraksi secara langsung.

Setelah saya ingat-ingat, ternyata dia adalah teman blogger yang kemudian terhubung di Facebook.

Pantas saja saya seperti tidak begitu asing dengan postingannya di Facebook itu. Terasa berbeda dibandingkan dengan yang lain.

Ya, karakter tulisannya persis seperti postingan di blog. Jadi bukan seperti postingan di Facebook seperti pada umumnya.

Tampaknya kini dia lebih aktif di Facebook daripada di blog, dengan karakter postingan sama seperti di blog. Mungkin karena Facebook terasa lebih menarik. Continue reading ‘Blog dan Facebook’

Ramen

Saya pernah menjajal ramen seharga Rp75.000 (ditraktir orang). Wow, rasanya enak!

Lain waktu, saat sedang hujan, saya menyantap Ind*mie rebus rasa ayam bawang yang dilengkapi telur. Wah, rasanya pun nikmat. Dahsyat.

Kalau kenikmatan dan rasa puas bisa diukur, saya rasa kedua hal di atas akan memperoleh angka yang sama. Kalau pun harus ada pemenangnya, maka pasti akan terjadi perdebatan yang sengit di antara para juri, yang kemudian akan dimenangkan oleh Ind*mie rasa ayam bawang plus telur, dengan selisih angka yang sangat tipis, dan akhirnya menjadi polemik hingga bertahun-tahun kemudian. Continue reading ‘Ramen’

Bukti

Teman saya pernah cerita, dulu ada seorang kawannya yang sering sekali “mengolok-oloknya” karena ia belum menikah. Teman saya itu, sebut saja Alfa, biasanya tidak terlalu menanggapinya. Ia hanya tersenyum tanpa membalasnya.

Tapi, lama-kelamaan, olok-olok itu semakin mengganggu, sebab semakin sering dilontarkan oleh sang teman. Akhirnya, Alfa pun merasa panas. Ia sempat berpikir untuk buru-buru mencari pasangan hidup, demi membuktikan diri kepada temannya itu, bahwa ia bukanlah pecundang dalam urusan membangun rumah tangga.

Tapi, rupanya Alfa masih bisa mendinginkan kepala. Continue reading ‘Bukti’

Tentang Menulis

Kita tahu, menulis merupakan kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, atau imajinasi ke dalam tulisan. Jadi ketika kita kesulitan menulis, sering dikatakan bahwa itu berarti kita belum cakap dalam mengungkapkan pikiran kita. Tidak heran bila pada promo kelas-kelas menulis, selalu ditonjolkan tentang bagaimana menuangkan isi pikiran dengan lancar.

Tapi, semakin ke sini, saya semakin yakin bahwa masalahnya lebih dari itu.

Saat kita kesulitan menulis, maka kita perlu menjawab terlebih dahulu pertanyaan ini dengan jujur: apakah sebenarnya kita sudah punya pikiran atau gagasan yang siap untuk kita ungkapkan? Continue reading ‘Tentang Menulis’


Enter your email address to follow this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 1,796 other subscribers

Selamat Datang!

Kategori

Twitter